Terbantahkan!! Anggapan Hidup Bahagia Saat Dewasa Ternyata Salah
Moeria - Banyak orang beranggapan, menjadi dewasa merupakan impian yang sangat
diidamkan-idamkan ketika kanak-kanak. Dalam fase itu, semua orang berpikir
hidupnya akan lebih bebas, lebih tertata, dan semua keinginannya di waktu kecil
bisa terpenuhi.
Eits, nanti dulu, coba kesampingkan dulu hal-hal
yang indah itu. Karena menurut sebuah penelitian dari Universitas San Diego,
saat menginjak usia 30, ternyata kualitas kebahagiaan seseorang justru turun
bebas.
Kok bisa? Begini penjelasan dari studi tersebut.
Penelitian yang dipimpin Profesor Jean Twinge itu
menguak fakta, menurunnya kualitas kebahagian tersebut, lantaran mereka merasa,
ambisi dan obsesi yang telah direncanakan dengan matang di usia remaja tidak
sesuai harapan.
Padahal, semasa muda, mereka sangat optimistis
bisa menaklukkan dunia. Tapi, di usia kepala tiga, ternyata terbentur realita, banyak
tantangan yang sulit ditaklukkan.
Hal tersebut kemudian diperparah dengan banyaknya
perubahan dalam hidup di segala hal, mulai dari tekanan keuangan, percintaan,
sampai fakta bahwa kehidupan nyata tak seindah yang dibayangkan.
Inilah yang menyebabkan keinginan untuk kembali ke
usia remaja, bahkan kanak-kanak terus menggelayut pada orang dewasa.
Obsesif Bisa Menghancurkan Impian
Selain ekspektasi masa muda, ketidakbahagiaan itu
ternyata juga dipengaruhi oleh watak orang masa kini yang terlalu obsesif.
Dalam penelitian yang sudah dimulai sejak awal
1970-an itu terkuak, orang-orang zaman sekarang
terlalu konsumtif pada segala
hal, sehingga membuat mereka terlalu
individualis dan obsesif.
Obsesi ini, selanjutnya bisa memunculkan sikap
individualis, yang parahnya akan membuat seseorang tidak
menoleransi
gangguan dan kesalahan kecil dalam rencana-rencananya.
Jika dibiarkan terus-menerus, pemikiran yang demikian bisa
membuat beban pikiran terus meningkat, yang menyebabkan tingkat stres setiap orang berkembang sangat parah.
Lima Solusi Jitu Pereda Stres
Untuk mengatasi semua itu, periset kemudian memberi
beberapa solusi, agar kehidupanmu di usia 30-an tidak berjalan sia-sia seperti
yang dibayangkan.
Studi ini menyarankan agar orang-orang masa kini tetap
mempertahankan pertemanan, berpikir positif, optimis, bersosialisasi dan olahraga.
Bagi periset, mempunyai seorang teman maupun berpasangan ataupun menikah merupakan pereda stres yang bisa meningkatkan rasa bahagia
seseorang.
Hal selanjutnya adalah, menolong
seseorang ternyata juga bisa membuat pikiran lebih tenang dan bahagia.