Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Suku Chambri, Manusia Buaya dari Papua Nugini


Mengenal Suku Chambri, Manusia Buaya dari Papua Nugini
Harian Pati – Menjaga adat istiadat, tradisi dan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang, memang menjadi keharusan bagi setiap orang. Tapi bagaimana jika tradisi itu adalah memahat kulit agar menyerupai sisik buaya? Hmm...

Ya, tradisi unik namun mengerikan ini bisa anda temui di Suku Chambri yang mendalami daratan di sekitar Danau Chambri, Provinsi Sepik, Papua Nugini.

Mereka mendapatkan julukan sebagai manusia buaya, lantaran, saat seorang lelaki memasuki masa dewasa, yakni sejak usia 11 hingga 25 tahun, kulit mereka akan disayat menyerupai sisik buaya untuk memberi penghormatan kepada leluhur mereka, yakni buaya.

Baca Juga: Gaet Pecinta Anime, Semua Karyawan Toko Kue ini Pakai Cosplay


Bagi Suku Chambri, buaya merupakan hewan yang sangat diagungkan. Sebab mereka percaya, leluhur mereka dulunya adalah buaya yang semacam berevolusi ke daratan dan berubah menjadi manusia. Mereka juga menjaga kehidupan buaya dan tidak memburunya.

Daerah yang berada kurang lebih 2 jam perjalanan via jalur udara di utara ibukota negara Papua Nugini, Port Moresby ini memang mengerikan. Tapi bagi mereka, tradisi unik ini sudah menjadi bagian hidup secara turun temurun

Baca Juga: WOW!!! Ditangan Orang Kreatif, Sampah Plastik Bisa jadi Lukisan Bernilai Tinggi


Dalam ritual penyayatan ini, orang yang bertugas sebagai pemahat adalah kepala suku. Saat melakukan ritual itu, ada ritual pendahuluan seperti tarian dan pembacaan doa. Setelah itu, kepala suku akan memulai ritual luhur itu, dan orang yang disayat harus menahan sakit.

Namun kabarnya, tak jarang pula banyak warganya yang meninggal karena kehabisan darah dan tak kuat menhan sakit. Namun, saat seseorang bisa melewati ritual ini, ia akan dianggap menjadi dewasa dan menjadi orang yang kuat karena mampu melewati rasa sakitnya.